Senin, 04 Mei 2009

ketika kamu menyanyikan keindahan, meskipun di tengan gurun akan ada yang mendengarkan. Kahlil Gibran

Minggu, 03 Mei 2009

bagaikan batu yang teguh tiada tergoyahkan; demikianlah pula orang bijaksana, tidak goyah di tengah-tengah celaan atau pun pujian Dhammapada

Rabu, 29 April 2009

Ada Apa Dengan membaCa

AADC (Ada Apa Dengan Cinta) adalah salah satu film yang pernah meraih sukses di Indonesia sekaligus sebagai film pelopor yang menandai kebangkitan perfilman Indonesia.
Tidak mau kalah dengan film AADC dibuatlah paparan yang berjudul AADC (Ada Apa Dengan membaCa). Ada Apa Dengan membaCa? Temukan jawabannya dengan membaCa lebih lanjut paparan berikut ini.
Kegiatan membaCa boleh dikatakan kegiatan yang umumnya belum menjadi kebiasaan bagi kita. MembaCa sering kali dilakukan apabila berhubungan dengan pelajaran dan tugas-tugas. Mengapa demikian? Bisa dikatakan bahwa membaCa membutuhkan konsentrasi, yang berarti membutuhkan kendali atas panca indera dan anggota tubuh.Mata diarahkan pada deret abjad kata per kata sampai kalimat per kalimat yang tentunya disertai kerja otak untuk dapat memahami seluruh pesan dalam tulisan tersebut.Anggota tubuh dikendalikan secara relaks yang berarti tidak sedang berjalan lebih-lebih berlari, biasanya dilakukan dengan duduk. Karena hal-hal tersebut, membuat kita merasa bosan atau merasa konsentrasi tidak bisa bertahan lama sehingga membaCa menjadi kegiatan yang diabaikan.
Penyadaran tentang kegiatan membaCa yang perlu kita ketahui antara lain:
Pengalaman berpetualang yang mengasyikkan. Kita diajak memasuki dunia imajinasi penulis yang seringkali tidak pernah kita duga. Penulis mengajak kita untuk ikut tenggelam dalam dunia pikirannya seakan kita terperangkap di dalamnya. Saat kita membaCa novel bisa saja membuat kita terharu, tertawa dsb. Juga kita akan menanti-nanti lanjutan sekuel buku (spt buku Harry Potter) dengan rasa penasaran.
Eksplorasi imajinasi tanpa kita sadari. Pada bacaan dengan sedikit gambar atau bahkan sama sekali tidak ada, imajinasi langsung bekerja sesuai dengan keinginan kita. Saat membaCa cerita permaisuri dan raja, bila tidak ada gambar kita berimajinasi tentang wajah, baju, sosok permaisuri, kecantikan dsb. Nah inilah yang disebut eksplor kreatif dari imajinasi kita secara spontan. Lain dengan menonton televisi, kita sudah dipaksa pada konsep seperti yang nampak pada tayangan terseb
ut.
Mengatasi ruang dan waktu.
Ruang (tempat tinggal) dan waktu(periode/zaman) bisa kita jelajahi sejauh mungkin. Kita bisa tahu informasi wabah flu burung meskipun kejadiannya jauh dari tempat kita. Kita mengerti bagaimana peradaban manusia purba dari buku sejarah, yang pada waktu itu kita belum lahir.

Melatih pola pikir sistematis.
Dalam menulis terdapat sistematis penulisan, yang secara sederhana terdiri atas pengantar, pendahuluan, inti tulisan, penutup/kesimpulan. Hal ini membiasakan pola pikir sistematis yang sangat dibutuhkan dalam pekerjaan/kegiatan hidup sehari-hari.
Meningkatnya kemampuan kebahasaan. Terbiasa membaCa berpengaruh pada perbendaharaan kosakata. Hal ini mempengaruhi kebahasaan sehingga kita akan berbicara, menulis & memahami gagasan-gagasan yang sulit.
Menumbuhkan rasa kasih sayang karena hakikat kasih sayang adalah kemampuan untuk memahami pandangan orang lain.
Menumbuhkan minat dan cita-cita pada diri sendiri. Seperti membaCa buku biografi penemu-penemu bisa menumbuhkan minat pada bidang sains.
Dari paparan di atas maka terjawab sudah pertanyaan Ada Apa Dengan membaCa? Jangan khawatir, semuanya bisa dilakukan sesuai selera kita. MembaCa sambil duduk santai di kursi empuk dengan setting taman di rumah, kamar pribadi, indahnya pantai, di perpustakaan di mana saja yang bisa membuat kita nyaman. Rasa nyaman dan bahagia membuat hidup tidak akan membosankan.
Bosan dan tidak nyaman dengan hidupmu ? Ayo membaCa...
Selamat menikmati kegiatan membaCa.

Panas dalam

Urusan panas ruang dapat diatasi dengan kipas angin / AC. Urusan panas dalam tubuh dapat diatasi dengan :
~ Cincau hijau. Menurut penelitian dari tim jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB cincau mempunyai aktivitas antioksidan & mampu mematikan sel kanker. Berkhasiat sebagai penyejuk dan peluruh. Caranya remas beberapa lembar daun cincau beri air sedikit demi sedikit sampai keluar lendir. Pisahkan antara ampas dan lendir dengan disaring. Diamkan beberapa saat setelah itu tambah gula jawa dan es serut. Es cincau siap disantap.
~ Meniran (phyllantus urinaria) sebagai anelgesik yang dapat menghilangkan nyeri, sebagai diureter (peluruh air seni), mengobati sariawan, diare, peluruh dahak, penurun panas.
~ Keji beling (strobilanthes crispus), selain sebagai antipyretic/penurun panas, juga obat saluran kencing, kandung empedu & ginjal.
~ Batu tahu (gypsum fibrosum/shi gao) sebagai antipyretic/penurun panas, obat panas dalam, sakit perut, kepala pusing, rasa haus karena panas, menyegarkan badan.
Keep your healthly

Selasa, 21 April 2009

Hari Kartini

21 April adalah simbol emansipasi wanita di Indonesia. Mungkin kalau mereka yang ada di negara lain bolehlah menyebutnya dengan istilah the woman's freedom day. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang merasa perlu memberikan penghargaannya terhadap jasa Kartini. Baik dengan lomba-lomba, fashion back to woman's traditional clothing alias kebaya, upacara bendera, tulisan-tulisan/berita di media massa bertopik Kartini, talkshow, unjukrasa dsb. Semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan di atas tetap diadakan sampai kapanpun supaya berguna bagi pendidikan jiwa patriotisme pada setiap pribadi baik yang tua terlebih-lebih bagi generasi muda.
Upacara bendera diadakan di tempat saya bekerja, tentu saja dalam rangka memperingati hari Kartini. Kebetulan peserta upacaranya adalah anak-anak usia 7-12 tahun, inilah yang disebut dengan generasi muda. Mungkin saya juga bisa disebut sebagai generasi muda juga dengan embel-embel muda lebih duluan dari mereka. Jiwa patriot ibu Kartini biasanya mereka ketahui dari pelajaran sejarah atau mungkin bisa saja dari tulisan-tulisan tapi terkadang mereka belum tentu mengerti maknanya. Dari orang tua mereka bisa dikatakan kurang mendapat informasi tsb, karena mungkin saja orang tua mereka kurang perhatian terhadap momen-momen seperti ini. Nah pada saat upacara inilah momen yang tepat untuk memberi input positif mengenai jiwa patriotisme ibu Kartini.
Bagi anak yang berusia 7-10 tahun, mereka belum mendapat materi sejarah R.A. Kartini tetapi bagi yang berusia 11-12 tahun mereka sudah mendapatkannya. Melalui nasihat dari pembina upacara anak-anak yang belum mendapat materi pelajaran R.A. Kartini akan memperoleh informasi baru tentang R.A.Kartini, dan bagi anak yang sudah mengenal sejarahnya tidak hanya tahu/hapal tanggal, tempat lahir dan hapalan lainnya tentang Kartini. Tetapi lebih dari itu yaitu mengenal spirit perjuangan Kartini dan hasilnya bagi kehidupan saat ini.
Betapa beruntungnya generasi sekarang khususnya para wanita bisa mendapatkan haknya sejajar dengan kaum pria dalam hal pendidikan, pekerjaan, jabatan dsb. Semuanya itu didapatkan dengan perjuangan oleh Kartini dan kita harus bisa mensyukuri dengan melakukan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh anak-anak diminta menghargai orang yang membantu orang tua mereka di rumah, yang biasa di sebut pembantu rumah tangga. Bagi mereka yang mempunyai pembantu di rumah, yang kebanyakan wanita diharapkan dapat menghormatinya sebagai keluarga luar bukan antara majikan dan buruh. Para pembantu rumah tangga sudah membantu pekerjaan rumah seperti mencuci, membersihkan rumah, memasak, menata ruang dsb walaupun mereka dibayar atas pekerjaan itu. Diharapkan anak-anak dapat menghormati pembantunya dengan hal kecil seperti tidak membentak, berkata tolong apabila menyuruh, mengucapkan terima kasih kalau sudah melaksanakan apa yang mereka suruh. Hal-hal kecil tersebut pasti membawa suasana yang akrab dan nyaman di rumah, terlebih bagi pembantu mereka.
Saya prihatin apabila membaca berita mengenai nasib TKI (kebanyakan bekerja sbg PRT) atau PRT di sini, yang kebanyakan wanita menjadi korban kekerasan oleh majikannya. Tidak masuk akal mengapa kekerasan itu bisa terjadi? Apakah pelakunya mempunyai kelainan jiwa sehingga merasa puas apabila melihat orang lain menderita? Padahal mereka (PRT) sudah menderita menjalani hidup sebagai PRT. Beban pekerjaan yang banyak, gaji yang minim, perlakuan scr verbal yang menyinggung perasaan, terbatasnya gerak sosial mereka karena harus stand by apabila dibutuhkan dsb. Semuanya itu masih harus ditambah dengan perlakuan fisik yang menyakitkan. Kalau misalkan mereka disuruh memilih antara majikan dan pembantu, saya yakin mereka pasti memilih menjadi majikan. Saya memberikan penghargaan yang tinggi bagi mereka yang mempunyai pembantu, bisa memperlakukan pembantunya seperti keluarga sendiri. Semuanya itu akan dibalas dengan limpahan berkah dan rezeki dari Tuhan. Dan saya yakin bagi pembantu itu sendiri pasti akan membalas perlakuan baik majikan mereka, minim dengan doa-doa.
Marilah mewarisi jiwa patriotisme R.A.Kartini dengan melakukan hal-hal kecil dan sepele. Hal itu bisa diawali dari rumah kita masing-masing. Semoga jiwa ibu R.A.Kartini berbahagia dengan melihat bagaimana perjuangannya tidak sia-sia bagi pribadi-pribadi saat ini.